AKU MEMBACA MAKA AKU ADA
(IRHAM WIBOWO)
Bagi kebanyakan
anak muda era modern seperti saat ini, mendengar kata membaca dan menulis mungkin
yang ada dibenak mereka adalah kegiatan yang menjenuhkan. Memang ada benarnya
tetapi tidak sepenuhnya salah. Membaca bagi kebanyakan orang dianggap sebagai
hal yang menjenuhkan karena aktifitas membaca dilihat dari kacamata substansi.
Substansi membaca adalah adanya bahan yang dibaca dan orang yang membaca,
sehingga banyak orang menafsirkan secara parsial aktifitas membaca hanya
berkutat pada dua pokok substansi tersebut yaitu bahan bacaan dan orang yang
membaca. Apalagi ditambah dengan perkembangan pesat teknologi komunikasi dan
informasi, memiliki andil yang luar biasa terhadap stigmaisasi kebiasaan
membaca.
Globalisasi
teknologi membuat segala sesuatu menjadi praktis dan lebih mudah termasuk dalam
dunia edukasi. Belajar tak perlu lagi ditemani buku-buku tebal cukup dengan handphone
yang dapat terkoneksi dengan jaringan Internet maka apapun akan dapat
ditelusuri dengan praktis dan tidak menyita waktu banyak. Akibatnya banyak
karya tulis ilmiah yang dibuat oleh mahasiswa hanya sebatas mengugurkan
kewajiban mata kuliah alias dibuat asal-asalan tanpa merenungi esensi yang
dapat diperoleh dari pembuatan karya tulis. Kebiasaan membaca dilakukan hanya
saat ada tugas-tugas yang dari oleh guru atau dosen. Tak heran jika
perpustakaan ramai dikunjungi ketika masa-masa ujian semester, tugas akhir, dan
lain-lain.
Gerakan literasi sudah banyak dicanangkan dan digelorakan
diberbagai instansi, lembaga, hingga organisasi masyarakat. Buku yang selama
ini kerap menjadi penonton perlahan-lahan dipindah posisikan menjadi penuntun.
Buku tidak lagi dianggap sebagai barang keperluan tetapi barang kebutuhan. Untuk
melawan kuatnya arus globalisasi maka tanamkan kebiasaan membaca dan menulis
menjadi sebuah ideologi atau keyakinan, bahwa membaca dan menulis akan membuat manusia
menjadi merdeka dalam berbicara, menulis, dan mengeluarkan pendapat. Lain hal
dengan manusia yang hidupnya terpaku dengan kecanggihan teknologi, pemikirannya
pun hanya terpaku dengan hal-hal yang praktis dan cepat. Selagi masih muda
perbanyak membaca dan menulis karena ilmu tidak akan datang dan pergi dengan
sendirinya.
0 komentar:
Posting Komentar